Pembentukan Ikatan C-C, Penyerangan Elektrofilik dan
Nukleofilik
Ikatan
karbon-karbon adalah ikatan kovalen antara dua atom karbon. Bentuk yang paling
umum adalah ikatan tunggal: ikatan yang tersusun atas dua elektron, satu dari
masing-masing dua atom. Adapun panjang ikatan tunggal C–C adalah 0,154
nm. Ikatan tunggal karbon-karbon adalah ikatan sigma dan dikatakan
terbentuk dari satu orbital hibrid dari masing-masing atom karbon.
Reaksi ikatan
pembentukan karbon-karbon adalah reaksi organik di mana ikatan karbon-karbon
baru terbentuk. Mereka penting dalam produksi bahan kimia buatan manusia
seperti obat-obatan dan plastik.
Pembentukan Ikatan C-C
1 . Melalui reaksi
radikal bebas
Tidak
terkendali, dapat melakukan reaksi berantai
(tidak
digunakan dalam sintesis).
2 . Melalui reaksi antara C+ dengan
C-
Lebih terkendali (digunakan dalam sintesis).
Atom karbon memiliki massa 12 dengan nomor atom 12.
Konfigurasi elektronnya adalah 1s2, 2s2, 3p2,
dan mengalami hibridisasi dimana 1 elektron dari orbital 2s berpindah ke orbital
2pz, sehingga memiliki konfigurasi stabil 1s2, 2s1, 2p3,
dengan membentuk orbital hybrid sp3. Sehingga atom karbon memiliki
kesempatan untuk membentuk empat ikatan dengan atom lainnya, kestabilan
struktur ini ditunjukan dengan sudut yang sama 109,50 dengan bentuk
tetrahedral.
Berdasarkan karakteristik tetrahedral maka atom karbon
dapat mengikat atom lain selain atom karbon itu sendiri. Secara sederhana atom
karbon dapat membentuk empat ikatan dengan atom hydrogen. Kerangka senyawa
hidrokarbon dibangun oleh banyak ikatan antar atom karbonnya. Kerangka senyawa
hidrokarbon yang paling sederhana memiliki sebuah atom karbon, dilanjutkan
dengan dua atom karbon, tiga atom karbon dan seterusnya
Dalam berikatan sesama atom karbon terdapat tiga
kemukinan, pertama membentuk ikatan tunggal, ikatan rangkap dua dan ikatan
rangkap tiga. Untuk penyederhanaan dapat kita ibaratkan ikatan tunggal terjadi
dari orbital s dan disebut ikatan sigma pada orbital hibrid sp3 dan bentuk
molekul tetrahedron dengan sudut 109,50. Senyawa dengan ikatan tunggal disebut
dengan senyawa hidrokarbon jenuh.
Ikatan karbon-karbon adalah ikatan kovalen antara dua atom karbon. Bentuk yang paling umum adalah ikatan tunggal: ikatan yang tersusun atas dua elektron, satu dari masing-masing dua atom. Ikatan tunggal karbon-karbon adalah ikatan sigma dan dikatakan terbentuk dari satu orbital hibrid dari masing-masing atom karbon. Dalam etana, orbital sp3 adalah orbital hibrid, tetapi ikatan tunggal terbentuk antara atom karbon dengan hibridisasi lain memang terjadi (misalnya sp2 ke sp2). Bahkan, atom karbon dalam ikatan tunggal tidak perlu dari hibridisasi yang sama.
Karbon adalah salah satu dari beberapa elemen yang
dapat membentuk rantai panjang atom sendiri, yang disebut katenasi. Hal ini
ditambah dengan kekuatan ikatan karbon-karbon menimbulkan sejumlah besar bentuk
molekul, banyak yang merupakan elemen struktural penting dari kehidupan,
sehingga senyawa karbon memiliki bidang mereka sendiri studi: kimia organik.
Percabangan juga sering terjadi pada C-C kerangka.
Atom karbon yang berbeda dapat diidentifikasi sehubungan dengan jumlah karbon
tetangga:
1) atom karbon primer: satu atom karbon tetangga
2) atom karbon sekunder: dua atom karbon tetangga
3) tersier atom karbon: tiga atom karbon tetangga
4) kuartener atom karbon: empat atom karbon
tetangga
1. Reaksi Substitusi Radikal Bebas
Reaksi substitusi radikal bebas terjadi apabila gugus
yang mengganti adalah radikal bebas. Pereaksi radikal bebas adalah atom atau
gugus atom yang mengandung sebuah elektron yang tidak berpasangan. Pereaksi
radikal bebas umumnya digunakan pada reaksi yang menyebabkan pemutusan
homolitik dari substrat. Reaksi ini dimulai dengan pembentukan radikal bebas
yang reaktif. Radikal tersebut beresaksi dengan molekul lain membentuk radikal
bebas baru yang meneruskan reaksi berikutnya. Contoh reaksi substitusi radikal
bebas adalah reaksi antara metana dengan gas klor mengasilkan monoklor-metana
dan asam klorida.
2. Reaksi substitusi
elektrofilik
Reaksi substitusi elektrofilik merupakan reaksi pergantian elektrofil.
Elektrofil merupakan kebalikan dari nukleofil. Elektrofil merupakan spesi yang
tertarik pada muatan negatif. Jadi elektrofil merupakan suatu asam Lewis. Pada
umumnya reaksi substitusi elektrofilik yang disubstitusi adalah H+ atau asam
Lewis. Reaksi SE dapat terjadi pada senyawa benzena atau benzena tersubstitusi.
Contoh reaksi SE benzena, meliputi: nitrasi, sulfonasi, halogenasi, alkilasi,
asilasi, reaksi substitusi elektrofilik substituen EDG benzena monosubstitusi,
reaksi substitusi elektrofilik substituen EWG benzena monosubstitusi dan reaksi
substitusi elektrofilik benzena disubstitusi.
3. Reaksi Substitusi
Nukleofilik
Reaksi substitusi nukleofilik terjadi apabila gugus yang mengganti merupakan
pereaksi nukleofil. Contoh reaksi substitusi nukleofilik adalah reaksi antara
etanol dengan asam bromida menghasilkan etil-bromida.
Reaksi
Substitusi Nukleofilik Suatu nukleofil (Z:) menyerang alkil halida pada atom
karbon hibrida-sp3 yang mengikathalogen (X), menyebabkan terusirnya halogen
oleh nukleofil. Halogen yang terusir disebut gugus pergi. Nukleofil harus
mengandung pasangan elektron bebas yang digunakan untuk membentuk ikatan baru
dengan karbon. Hal ini memungkinkan gugus pergi terlepas dengan membawa
pasangan elektron yang tadinya sebagai elektron ikatan. Ada dua persamaan umum
yang dapat dituliskan:
Contoh
masing-masing reaksi adalah:
Mekanisme Reaksi Substitusi Nukleofilik Pada dasarnya terdapat dua
mekanisme reaksi substitusi nukleofilik. Mereka dilambangkan dengan SN2 adan
SN1. Bagian SN menunjukkan substitusi nukleofilik, sedangkan arti 1 dan 2 akan
dijelaskan kemudian. A. Reaksi SN2 Mekanisme SN2 adalah proses satu tahap yang
dapat digambarkan sebagai berikut:
Nukleofil menyerang dari belakang ikatan C-X. Pada
keadaan transisi, nukleofil dan gugus pergi berasosiasi dengan karbon di mana
substitusi akan terjadi. Pada saat gugus pergi terlepas dengan membawa pasangan
elektron, nukleofil memberikan pasangan elektronnya untuk dijadikan pasangan
elektron dengan karbon. Notasi 2 menyatakan bahwa reaksi adalah bimolekuler,
yaitu nukleofil dan substrat terlibat dalam langkah penentu kecepatan reaksi
dalam mekanisme reaksi.
Adapun ciri reaksi SN2 adalah:
1. Karena
nukleofil dan substrat terlibat dalam langkah penentu kecepatan reaksi, maka
kecepatan reaksi tergantung pada konsentrasi kedua spesies tersebut.
2. Reaksi
terjadi dengan pembalikan (inversi) konfigurasi. Misalnya jika kita mereaksikan
(R)-2-bromobutana dengan natrium hidroksida, akan diperoleh (S)-2-butanol.Ion
hidroksida menyerang dari belakang ikatan C-Br. Pada saat substitusi terjadi,
ketiga gugus yang terikat pada karbon sp3 kiral itu seolah-olah terdorong oleh
suatu bidang datar sehingga membalik. Karena dalam molekul ini OH mempunyai
perioritas yang sama dengan Br, tentu hasilnya adalah (S)-2-butanol. Jadi
reaksi SN2 memberikan hasil inversi.
3. Jika
substrat R-L bereaksi melalui mekanisme SN2, reaksi terjadi lebih cepat apabila
R merupakan gugus metil atau primer, dan lambat jika R adalah gugus tersier.
Gugus R sekunder mempunyai kecepatan pertengahan. Alasan untuk urutan ini
adalah adanya efek rintangan sterik. Rintangan sterik gugus R meningkat dari
metil < primer < sekunder < tersier. Jadi kecenderungan reaksi SN2
terjadi pada alkil halida adalah: metil > primer > sekunder >>
tersier.
B. Reaksi SN1
Mekanisme SN1 dalah proses dua tahap. Pada tahap pertama, ikatan antarakarbon
dengan gugus pergi putus.
Gugus pergi
terlepas dengan membawa pasangan elektron, dan terbentuklah ion karbonium. Pada
tahap kedua (tahap cepat), ion karbonium bergabung dengan nukleofil membentuk
produk
Pada mekanisme SN1, substitusi terjadi dalam dua tahap. Notasi 1 digunakan
sebab pada tahap lambat hanya satu dari dua pereaksi yang terlibat, yaitu
substrat. Tahap ini sama sekali tidak melibatkan nukleofil.
Berikut ini
adalah ciri-ciri suatu reaksi yang berjalan melalui mekanisme SN1:
1. Kecapatan
reaksinya tidak tergantung pada konsentrasi nukleofil. Tahap penentu kecepatan
reaksi adalah tahap pertama di mana nukleofil tidak terlibat.
2. Jika karbon
pembawa gugus pergi adalah bersifat kiral, reaksi menyebabkan hilangnya
aktivitas optik karena terjadi rasemik. Pada ion karbonium, hanya ada a gugus
yang terikat pada karbon positif. Karena itu, karbon positif mempunyai
hibridisasi sp2 dan berbentuk planar. Jadi nukleofil mempunyai dua arah
penyerangan, yaitu dari depan dan dari belakang. Dan kesempatan ini
masing-masing mempunyai peluang 50 %. Jadi hasilnya adalah rasemit. Misalnya,
reaksi (S)-3-bromo-3-metilheksana dengan air menghasilkan alkohol rasemik.
X yang melalui
mekanisme SN1 akan berlangsung cepat jika R merupakan struktur tersier, dan
lambat jika R adalah struktur primer. Hal ini sesuai dengan urutan kestabilan
ion karbonium, 3o-Spesies antaranya (intermediate species) adalah ion
karbonium dengan geometrik planar sehingga air mempunyai peluang menyerang dari
dua sisi (depan dan belakang) dengan peluang yang sama menghasilkan adalah
campuran rasemik Reaksi substrat R > 2o >> 1o.
DAFTAR PUSTAKA
Pine, S. H., Hendrickson, J. B., Cram, D. J dan Hammond, G. S. 1988. Kimia
Organik 2 Terbitan Keempat. Bandung: ITB.
Riswiyanto, S. 2009. Kimia Organik. Jakarta:
Erlangga.
Sitorus, M. 2008. Kimia Organik Fisik. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Permasalahn yang muncul:
1. Mengapa
substitusi elektrofilik disebut sebgaia asam Lewis?
2. Apa yang
menyebabkan X yang melalui mekanisme SN1
akan berlangsung cepat dan lambat?
terima kasih atas materinya , jawaban pertanyaan nya menururt saya substitusi elektrofilik disebut sebgaia asam Lewis karena pada substitusi elektrofilik yang di substitusi biasanya adalah H+ dan spesi yang tertarik pada muatan negatif, kita ketahui bahwa asam lewis yaitu adanya H+ hal ini lah yg menyebabkan disebut asam lewis
BalasHapusTerima kasih atas materinya
BalasHapus1. Karena pada substitusi elektrofilik yang di substitusi biasanya adalah H+ dan spesi yang tertarik pada muatan negatif, kita ketahui bahwa asam lewis yaitu adanya H+ hal ini lah yg menyebabkan disebut asam lewis
2.Berlangsung cepat apabila R merupakan struktur tersier dan lambat apabila R adalah struktur primer
terima kasih anggraini atas materinya, untuk pertanyaan no 2 menurut saya berlangsung cepat apabila R merupakan struktur tersier dan lambat apabila R adalah struktur primer
BalasHapusTerimakasih putri
BalasHapusUntuk pertanyaannya
1. Pada reaksi substitusi elektrofilik (E+) yang di substitusi biasanya adalah H+, kita ketahui bahwa asam lewis yaitu adanya H+ dan elektrofil juga bermuatan positif sehingga bisa disebut asam lewis
2.Reaksi cepat apabila R merupakan struktur tersier (SN1) dan lambat apabila R adalah struktur primer dan sekunder (SN2)
Sekian :)
Menurut saya jawabannya:
BalasHapus1. substitusi elektrofilik disebut sebagai asam Lewis dikarenakan pada substitusi elektrofilik yang di substitusi biasanya adalah H+ dimana spesi tersebut yang tertarik pada muatan negatif, dalam hal ini diketahui bahwa asam lewis yaitu adanya H+ sehingga bisa disebut sebagai asam lewis
2.yang menyebabkan X yang melalui mekanisme SN1 akan berlangsung cepat dan lambat yaitu berlangsung cepat apabila R merupakan struktur tersier dan lambat apabila R adalah struktur primer
Terimakasih untuk materinyaa.
BalasHapus1. Karena pada substitusi elektrofilik yang di substitusi biasanya adalah H+ dan spesi yang tertarik pada muatan negatif, kita ketahui bahwa asam lewis yaitu adanya H+ hal ini lah yg menyebabkan disebut asam lewis
2.pada rex SN1 dapat berlangsung cepat apabila R merupakan struktur tersier dan lambat apabila R adalah struktur primer
Terimakasih penjelasannya putri, baiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaannya
BalasHapus1. Karena pada substitusi elektrofilik yang di substitusi biasanya adalah H+ dan spesi yang tertarik pada muatan negatif, kita ketahui bahwa asam lewis yaitu adanya H+ hal ini lah yg menyebabkan disebut asam lewis
2.Berlangsung cepat apabila R merupakan struktur tersier dan lambat apabila R adalah struktur primer
Terimakasih :)
Terimakasih penjelasannya putri, baiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaannya
BalasHapus1. Karena pada substitusi elektrofilik yang di substitusi biasanya adalah H+ dan spesi yang tertarik pada muatan negatif, kita ketahui bahwa asam lewis yaitu adanya H+ hal ini lah yg menyebabkan disebut asam lewis
2.Berlangsung cepat apabila R merupakan struktur tersier dan lambat apabila R adalah struktur primer
Terimakasih :)
terimakasih materinya..
BalasHapussaya akan mencoba menjawab pertanyaan anda..
1 hal tersebut dikarenakan substitusi elektrofilik yang di substitusi biasanya adalah H+ dan spesi yang tertarik pada muatan negatif, kita ketahui bahwa asam lewis yaitu adanya H+ hal ini lah yg menyebabkan disebut asam lewis
2.cepat lambatnya dipengaruhi oleb jenis R nya.. Berlangsung cepat apabila R merupakan struktur tersier dan lambat apabila R adalah struktur primer
1. Karena pada substitusi elektrofilik yang di substitusi biasanya adalah H+ dan spesi yang tertarik pada muatan negatif, kita ketahui bahwa asam lewis yaitu adanya H+ hal ini lah yg menyebabkan disebut asam lewis
BalasHapus2.Berlangsung cepat apabila R merupakan struktur tersier dan lambat apabila R adalah struktur primer
Terimakasih atas materinya putri
BalasHapusSaya akan menjawab pertanyaan jyg pertama, Hal ini dikarenakan pada substitusi elektrofilik yang di substitusi biasanya adalah H+ dan spesi yang tertarik pada muatan negatif, asam lewis biasanta terdapat H+ hal ini lah yg menyebabkan disebut asam lewis. Pertanyaan yg kedua, Dapat berlangsung cepat apabila R merupakan struktur tersier dan lambat apabila R adalah struktur primer. Terimakasih
Terimakasih atas materinya menurut saya pertannya pertama Pada reaksi substitusi elektrofilik (E+) yang di substitusi biasanya adalah H+, kita ketahui bahwa asam lewis yaitu adanya H+ dan elektrofil juga bermuatan positif sehingga bisa disebut asam lewis
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab pertanyaan saudari anggraini yaitu.
BalasHapus1. substitusi elektrofilik disebut sebagai asam Lewis dikarenakan pada substitusi elektrofilik yang di substitusi biasanya adalah H+ dimana spesi tersebut yang tertarik pada muatan negatif, dalam hal ini diketahui bahwa asam lewis yaitu adanya H+ sehingga bisa disebut sebagai asam lewis
2.yang menyebabkan X yang melalui mekanisme SN1 akan berlangsung cepat dan lambat yaitu berlangsung cepat apabila R merupakan struktur tersier dan lambat apabila R adalah struktur primer.
terimakasih atas materinya.
BalasHapussaya akan coba menjawab.
Untuk pertanyaannya
1. Pada reaksi substitusi elektrofilik (E+) yang di substitusi biasanya adalah H+, kita ketahui bahwa asam lewis yaitu adanya H+ dan elektrofil juga bermuatan positif sehingga bisa disebut asam lewis
2.Reaksi cepat apabila R merupakan struktur tersier (SN1) dan lambat apabila R adalah struktur primer dan sekunder (SN2)
semoga bermanfaat (:
menurut saya
BalasHapus1. Karena pada substitusi elektrofilik yang di substitusi biasanya adalah H+ dan spesi yang tertarik pada muatan negatif, kita ketahui bahwa asam lewis yaitu adanya H+ hal ini lah yg menyebabkan disebut asam lewis
2.Reaksi cepat apabila R merupakan struktur tersier (SN1) dan lambat apabila R adalah struktur primer dan sekunder (SN2)
materi yang sangat menarik, menururt saya substitusi elektrofilik disebut sebgaia asam Lewis karena pada substitusi elektrofilik yang di substitusi biasanya adalah H+ dan spesi yang tertarik pada muatan negatif, kita ketahui bahwa asam lewis yaitu adanya H+ hal ini lah yg menyebabkan disebut asam lewis
BalasHapusterimakasih atas materinya.
BalasHapussaya akan coba menjawab.
Untuk pertanyaannya
1. Pada reaksi substitusi elektrofilik (E+) yang di substitusi biasanya adalah H+, kita ketahui bahwa asam lewis yaitu adanya H+ dan elektrofil juga bermuatan positif sehingga bisa disebut asam lewis
2.Reaksi cepat apabila R merupakan struktur tersier (SN1) dan lambat apabila R adalah struktur primer dan sekunder (SN2)
semoga bermanfaat (: